MANUSIA UTAMA

MANUSIA UTAMA

Gubahan Sutan Takdir Alisjahbana

Beta selalu menggemari pemandangan lantang

Di pinggir laut yang luas
Di puncak gunung yang tinggi.
Dan sekarang beta berdiri di tengah padang yojana
Sejauh mata memandang ruang lapang di atas membentang gelanggang awan terbang
Di sini dada kurasa limpah ruah
Darah mengalir berbusa-busa
Tenaga mekar tiada berhambat
Tuhan menjadikan manusia penguasa seluruh buana
Matanya tembus menerus segala adangan
Telinganya menangkap segala getaran Langkahnya melewati segala watas
Dan tangannya menjingkau ke balik angkasa
Dan hanyalah ketakutannya sendiri yang menjadikan makhluk itu ulat papa tiada berdaya
Beribu tali dibelitkannya sekeliling badannya
Sehingga akhirnya ia tiada dapat bergerak lagi
Picik matanya akan rahasia alam dan takutnya akan mati disucikannya menjadi agama
Malasnya berpikir dan menyelidiki dinamakannya percaya
Takutnya bertanggung jawab disembunyikannya di balik nasib
Ngerinya berjalan sendiri dipalutnya dengan
keluhuran sepuhan adat
Dan akhirnya tertutuplah sekalian kemungkinan alam yang luas baginya dalam kepompong gelap yang dijalinnya sendiri
Sedangkan bagi kepompong ulat, makhluk yang lata itu
Alam menjanjikan kemuliaan dan kemegahan telah sepatutnya bagi kepompong manusia makhluk utama yang lengkap berakal dan berbekal itu
Hanya teruntuk kehinaan dan kemelaratan
Sebagai hukuman akan kealpaannya terhadap penjelmaan kebesaran dan kekuasaan Tuhan dalam dirinya
4 Mei 1944
(Diambil dari Majalah Pembangunan, Tahun I, No. 2, tanggal 25 Desember 1945)